Selasa, 26 Agustus 2008

Masihkah Bertahan?

Pertanyaan ini cukup menggelitik hatiku. Apalagi barusan menghadiri Talk Show Seminar Bisnis Nasional 'Menguak Strategi dan Inspirasi Bisnis Lihan' yang membuatku sampai meneteskan air mata.
Ada beberapa hal yang menjadi persamaan antara aku dan Lihan. Pertama, aku punya niat berusaha untuk mempekerjakan para 'pencari kerja' dengan mempekerjakan banyak orang. Kedua, profit yang kami dapat bukanlah tujuan utama, melainkan hanya sebagai pengiring karena kita telah bekerja. Ketiga, aku mempercayakan usaha sepenuhnya kepada bawahan.
Hanya, ada beberapa kendala yang terkadang justru menyita banyak waktuku untuk berpikir.
Pertama, banyak dari karyawan yang bekerja tidak sesuai harapan. Mereka lebih banyak ingin menuntut hak, sementara kewajibannya terabaikan. Sebenarnya hati ini sayang terhadap karyawan, tapi hati ini juga 'menyayangkan' sikap mereka yang tidak jujur, tidak bertanggung jawab, tidak disiplin, tidak ulet dalam bekerja, serta memperlihatkan prestasi kerja yang tidak memuaskan.
Kalau sudah demikian, maka muncul pertanyaan yang jadi jadi judul tulisan ini: Masihkah bertahan?
Aku, sesungguhnya tidak sanggup mereka kehilangan pekerjaan. Tapi, aku juga tidak sanggup 'memelihara' karyawan yang bekerja seenaknya. Aku tidak ingin mengambil resiko kehilangan pelanggan karena pelayanan di warung kurang memuaskan.

Tidak ada komentar: